Belajar dari Kegagalan

Belajar bisa dilakukan lewat berbagai cara. Kita mendapat pengetahuan implisit (hal-hal mendasar yang sepertinya kita ketahui begitu saja) karena melakukan sebuah aktivitas dan menggambarkan apa yang kita pelajari.

Penelitian menunjuk­kan bahwa manusia mempelajari ilmu deklaratif (pengetahuan eksplisit yang bisa dibagikan kepada orang lain) dari kegagalan di masa lalu.

Dengan kata lain, sukses pada usaha yang pertama tidak memberi kita pelajaran baru, tetapi kegagalan mendo­rong kita untuk belajar secara lebih baik di masa yang akan datang.

Subjek penelitian yang menggambarkan diri sebagai ti­dak mempunyai bekal apa-apa tentang suatu proses mengalami terobosan yang menakjubkan dalam pemahaman setelah empat sampai enam kali kegagalan.

Ilmu implisit dan eksplisit bisa dikembangkan secara bersa­maan. Kegagalan dapat dijadikan sebuah strategi belajar yang hebat jika diikuti dengan penyesuaian diri selama proses peng­ulangan (dengan umpan balik khusus) daripada sekadar bicara dan mengeluhkannya.

Saran

  • Selama proses belajar secara motorik, minta murid mengung­kapkan dengan kata-kata apa yang sedang mereka lakukan di tengah-tengah pekerjaan. Minta mereka bekerja ber­pasangan untuk meningkatkan kesahihannya.
  • Terus berikan umpan balik dengan memberi murid waktu yang cukup untuk belajar dari kegagalan. Sering kali, ke­berhasilan hanyalah masalah waktu. Beritahu mereka bah­wa kesalahan bukan suatu masalah asal mereka tetap ber­usaha.
  • Bantu murid Anda memahami perbedaan antara pengeta­huan implisit (sesuatu yang dapat kita lakukan secara tidak sadar) dan pengetahuan deklaratif (sesuatu yang dapat di­jelaskan). Tetapkan tujuan untuk membantu murid mem­pelajari kedua cara itu guna memahami konsep dan gagasan sebuah mata pelajaran.

Erich Jensen, Rahasia Otak Cemerlang.

0 replies

Leave a Reply

Want to join the discussion?
Feel free to contribute!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *