Belajar di Mana pun dan Kapan pun

Belajar mensyaratkan pikiran yang terbuka. Kita bisa belajar dari setiap kejadian dan pengalaman ­sejak dari buaian sampai Jiang kubur. Setiap orang yang kita jumpai memiliki sesuatu yang bisa kita pelajari jika kita terbuka untuk belajar. Pikiran ma­nusia itu seperti parasut. Hanya bisa bekerja dengan baik kalau dibuka.

Ketika kita membuka pikiran kita, kita sadar bahwa fakta perbedaan antara kita dengan orang lain adalah sumber kekuatan, yang bisa dijadikan pelajaran. Mereka memperluas pandangan kita dan memberikan pemahaman yang lebih mendalam.

Ketika kita terbuka untuk belajar, hidup ini bak sebuah buku yang terbuka. Hazrat Ali, Sufi yang terkenal berkata, “Pengetahuan itu lebih baik daripada Kekayaan. Anda harus menjaga kekayaan. Pengetahuan akan menjaga Anda.”

Dalam dunia korporasi, belajar berarti meng­hasilkan. Bill Gates menjadi manusia terkaya di atas muka bumi bukan karena warisan, tetapi karena kecerdasannya. Belajar tidak bergantung tempat, dan terjadi di mana pun dan kapan pun.

Kalau kita hanya belajar di bangku sekolah, pengetahuan kita akan terbatas. Orang-orang yang benar-benar sukses dalam bisnis sangat menghargai nilai belajar dari pengalaman. Belajar dari pengalamanlah yang men­definisikan seseorang. Kita adalah hasil dari masa lalu kita. Kita produk dari semua yang pernah ter­jadi pada diri kita.

Janganlah malu menghargai kebenaran dan mencarinya dari mana pun dia berasal, walaupun datang dari bangsa dan ras yang sama sekali berbeda dengan kita.
— Al Kindi

Kita bisa mendapatkan banyak informasi berharga dari para karyawan, pemasok, dan pelanggan dengan cara mendengar pandangan mereka. Kita bisa me­nyelenggarakan pelatihan teratur kepada staf kita dan mengembangkan sebuah sistem imbalan bagi para anggota tim yang telah menunjukkan kemauan belajar. Pelatihan bisa diberikan dalam hal penentuan tujuan dan mengembangkan kemampuan interper­sonal, dan juga manajemen waktu.

Kita juga bisa belajar dari alam karena alam mengandung kebijaksanaan yang begitu luas. Sa’adi berkata, “Dedaunan dari pohon hijau, bagi mereka yang berpikir, sama halnya dengan halaman sebuah buku.

Setiap halaman bak sebuah buku yang me­muat titah Sang Pencipta.” Jika kita memahami bagaimana sebuah daun menjadi hidup dan akhirnya layu dan mati, kita akan memahami banyak hal tentang kehidupan.

Sukses besar datang dari persiapan yang bersua dengan kesempatan. Dalam skenario korporasi, banyak kesempatan memang datang, tetapi untuk bisa mengambil keuntungan sebesar-besarnya, kita harus siap. Persiapan adalah buah pembelajaran se­umur hidup.

0 replies

Leave a Reply

Want to join the discussion?
Feel free to contribute!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *