Do’a Kosmis
“Langit yang tujuh, bumi dan semua yang ada di dalamnya bertasbih kepada Allah.”
Shalat dalam Islam sangat selaras dengan alam. Berisi puji-pujian kepada Allah, sebagaimana juga dilakukan tujuh lapisan langit dan bumi, yang terus-menerus melantunkan pemujaan kepada Allah.
“Langit yang tujuh, bumi dan semua yang ada di dalamnya bertasbih kepada Allah. Dan tak ada suatupun melainkan bertasbih dengan memuji-Nya, tetapi kamu sekalian tidak mengerti tasbih mereka…. (QS Al-Isra’ (17): 44).
Burung-burung di udara pun memuja-muja Dia.
“… Kepada-Nya bertasbih apa yang di langit dan di bumi dan (juga) burung dengan mengembanghan sayapnya. Masing-masingnya telah mengetahui cara) sembahyang dan tasbihnya….” (QS Al-Nur (24): 41).
Shalat oleh orang yang beriman, sesuai dan seirama dengan apa yang dikerjakan oleh dunia di sekelilingnya. Agar selaras dengan Yang Tak Terbatas, selalu berdoa dan menerima kekuatan-kekuatan yang lebih besar dari atas.
Untuk dapat mengangkat manusia ke tataran eksistensi yang lebih tinggi. Terdapat suatu acuan dalam Al-qur’an, yang menegaskan, ketika Nabi Musa menerima wahyu.
“Sesungguhnya Aku ini Allah, tiada Tuhan selain Aku. Karena itu, sembahlah Aku, dan dirikanlah shalat untuk mengingat Aku. Sesungguhnya Hari Kiamat itu pasti terjadi. Jatuh temponya sengaja Aku rahasiakan, supaya setiap orang mendapat balasan menurut hasil usahanya.” (QS Tha Ha [20]: 14-15).
Leave a Reply
Want to join the discussion?Feel free to contribute!