Etos Minoritas
Cerita ini berasal dari banyak belahan dunia yang sudah terbukti selama berabad-abad. Saat menjadi minoritas mempunyai etos maksimal dan, sebaliknya, saat menjadi mayoritas etosnya menjadi minimal. Pada saat kaya semangatnya rendah dan pada saat miskin semangatnya menjadi tinggi. Saat menjadi minoritas sangat giat promosi door to door, namun pada saat menjadi mayoritas dia malas menjaga anggotanya sehingga hilang satu persatu. Pada saat miskin dia bekerja keras untuk menjadi kaya, namun setelah menjadi kaya anak cucunya santai tidak bekerja keras dan akhirnya jatuh miskin.
Bangsa-bangsa besar pernah berdiri megah selama berabad-abad, Mongol misalnya. Namun, bangsa ini akhirnya jatuh miskin. Ada bangsa pinggiran yang bermula hanya sekadar berlayar dengan kumpulan para pencuri dan buronan, tetapi akhirnya menjadi bangsa yang besar. Yang besar akhirnya jatuh menjadi kecil dan yang kecil dapat bangkit menjadi besar.
Ini semua adalah kodrat kehidupan yang sistemis untuk menjaga keseimbangan alam agar yang sedikit pernah menjadi banyak dan yang pernah banyak juga pernah merasakan menjadi yang sedikit; yang pernah di atas juga harus pernah merasakan di bawah, dan sebaliknya.
Itu semua adalah etos minoritas. Saat jumlah temannya hanya belasan dia akan menjadi militan dan bersatu, tetapi begitu jumlahnya meningka tmenjadi jutaan mereka sudah tidak loyal dan tidak mempunyai ikatan apa pun. Saya ingat cerita samurai Miyamoto Musashi. Dia dapat menghadapi 20 orang sekaligus dalam satu pertarungan, tetapi begitu dia menjadi kelompok besar malah dapat ditaklukkan. Jika Anda minoritas, tetapi beretos minimal, Anda menjadi kontra-Textbook.
Leave a Reply
Want to join the discussion?Feel free to contribute!