Gerak Cinta, “Do’a Ontologis”
“Kami telah menawarkan amanat kepada langit, bumi dan gunung-gunung; mereka itu menolak untuk membawanya.”
Manusia, dengan iman, dapat menemukan kembali secara bebas, gerak ke arah Tuhan; gerak ini, dari gerak batu sampai gerak tumbuh-tumbuhan, dari gerak tumbuh-tumbuhan sampai gerak binatang, adalah suatu kecenderungan alamiah.
Ia semacam “do’a ontologis” seperti doanya “heliotrope”, mirip sebagai gerak cinta yang menjadikan tumbuh-tumbuhan itu selalu mengarah ke arah matahari, menunjukkan bahwa tiap benda berdoa menurut derajatnya dalam alam ini.
Jika seseorang dapat mendengarkan suara udara yang disebabkan oleh geraknya, ia akan mengerti bahwa suara itu adalah suatu pujian kepada rajanya, seperti yang dapat dilakukan oleh suatu tumbuh-tumbuhan.
Pada 1981, di Journal of Plant Molecular Biologies, Profesor William Brown menemukan suara halus yang tidak bisa didengar oleh telinga biasa (ulstrasonik), yang keluar dari tumbuhan. Suara itu berulang lebih dari 1.000 kali tiap detiknya.
Tim berhasil merekam suara itu menggunakan alat perekam canggih. Yang mengejutkan, getaran halus ultrasonik yang tertransfer dari alat perekam menggambarkan garis-garis yang membentuk lafadz Allah dalam layar. Para ilmuwan Inggris ini lantas terkagum-kagum dengan apa yang mereka saksikan.
Seorang muslim, yang juga ilmuwan, mengatakan bahwa temuan tersebut sesuai dengan keyakinan kaum Muslimin. “Bertasbih kepada-Nya langit yang tujuh, dan bumi (juga), dan segala yang ada di dalamnya. Dan tidak ada suatu pun melainkan bertasbih dengan memuji-Nya” (QS Isra [17]: 44).
“Apakah engkau tidak tahu bahwa segala yang ada di langit dan yang ada di bumi, begitu juga burung-burung yang berbondong-bondong, masing-masing sudah mengetahui cara sembahyang dan cara memahasucikan Tuhan. Dan Allah itu Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat.” (Q.S. An Nuur [24]: 41).
“Cinta”, cenderung kepada matahari, juga ditunjukan bunga Lotus. Sebelum fajar, bunganya tertutup. Perlahan-lahan terbuka dengan terbitnya matahari sampai matahari itu berada di puncak. Mulai menutup perlahan-lahan sekali, dan menjadi sempurna pada waktu matahari terbenam.
Apakah bedanya antara cara manusia memuji Tuhan dengan membuka mulut dan menggerakkan bibirnya dengan cara bunga Lotus yang membuka dan menutup kelopaknya? Itulah mulut manusia dan itulah suatu pujian alamiah. Qur-an mengingatkan kedudukan unik manusia dalam martabat ciptaan dan penyembahan.
“Kami telah menawarkan amanat kepada langit, bumi dan gununggunung; mereka itu menolak untuk membawanya. Manusialah yang membawanya; sungguh ia itu zalim dan bodoh.” (Q.S. Al Ahzab [33] : 72).
Leave a Reply
Want to join the discussion?Feel free to contribute!