WELIZON.com
  • Home
  • Learn
    • Economics
    • Education
      • Curriculum
      • Assesment
    • Health
      • Medicine
    • Mathematics
      • Algebra
      • Calculus
      • Probabilitas
      • Statistics
    • Nonfiction
    • Science
      • Biology
      • Microbiology
      • Genetics
      • Physics
    • Social Science
      • Politics
      • Sosiology
    • Psychology
      • Personality
  • Blog
  • Login
  • Menu Menu

Jalan Ilmu dan Kebajikan

April 27, 2021

Duduk di deretan kursi paling belakang, saya menyimak penuturan Sridala Suwarmi, sesama penulis yang diundang mengikuti International Writers Program (IWP) di Iowa, Amerika Serikat. Penyair dari India tersebut menyinggung sebuah naskah berusia 2.000 tahun yang belum lama ditemukan di negerinya.

Saat itu, IWP mengundang 34 penulis dari 31 negara untuk tinggal selama 81 hari dalam program penulis tamu paling prestisius, menurut banyak penulis dunia. Salah satu yang kami lakukan di sana selain membacakan karya di ruang publik, adalah berbagi proses kreatif, baik di Iowa University–seperti yang dilakukan Sridala dan kami semua.

Upaya berbagi wawasan dan pengalaman proses kreatif juga ditujukan kepada khalayak lain, anak-anak sekolah menengah atas, sampai senior citizen atau para orang tua. Lalu, berapakah usia tulisan tertua di dunia yang pernah ditemukan? Jika tidak salah 8.000 tahun, di Bulgaria.

Sebuah naskah tulis memiliki daya tahan luar biasa untuk melampaui berbagai zaman. Abadi, meski penulisnya telah pergi. Menulis merupakan ikhtiar untuk abadi. Sebuah alasan jitu bagi siapa saja yang ingin meninggalkan jejak lebih lama, bahkan setelah kita tak lagi di dunia.

Seorang penulis akan tetap eksis lewat tulisan-tulisannya, menjelma diskusi panjang di kalangan pembaca hingga pemerhati sastra. Bagi seorang Muslim, menulis juga merupakan upaya sedekah ilmu. Banyak keutamaan dilimpahkan untuk mereka yang mengajarkan ilmu atau mengajak pada kebaikan.

Amal yang tetap mengalirkan pahala bagi penulisnya, jika prosesnya dilandasi keikhlasan. Ikhtiar untuk meninggalkan mesin yang dengan izin Allah akan terus mengalirkan ganjaran kebaikan bagi pemiliknya, meski dia sudah berpulang.

Mengingat setiap manusia tak luput dari dosa, dan tak satu pun kita boleh merasa aman, yakin pasti masuk surga, maka tidakkah keberadaan mesin “pahala” tersebut menjawab kekhawatiran akan tak cukup banyaknya amal kebajikan selama masa di dunia? Atau sedikitnya di antara rangkaian amal yang dikerjakan dengan keikhlasan terjaga; di awal, selama proses, hingga selesainya?

Mereka yang tidak menulis, tidak mewariskan ilmu pada generasi penerus, seluruh pengetahuannya ikut terkubur bersama jasad, terbenam di dalam bumi ketika usianya selesai. Pun, bagi seorang Muslim, menulis juga salah satu jalan menjadi sebaik-baiknya manusia. Sebagaimana Rasulullah sampaikan, sebaik-baiknya manusia adalah yang paling banyak memberi manfaat bagi manusia lainnya.

Di era digital seperti saat ini, sebenarnya terbuka ruang lebih luas, alias justru menjadi lebih mudah untuk mendulang pahala. Tulis sesuatu yang baik, buat tulisan positifmu menjadi viral, yang setiap dibagikan dan makin banyak dibaca mengalirkan pahala buat penulisnya. Bahkan, tangan-tangan yang membagi tulisan baik pun ikut mendulang pahala.

Sebaliknya, hindari diri dari menjadi penulis yang menyebarkan keburukan atau berbagi keburukan. Sebab, Allah juga mencatat setiap peran kita dalam membagi dan memopulerkan keburukan.

Contohnya buku Prince karya Machiavelli, yang memberi ilham pada Hitler, Mussolini, Stalin, dan Mao Tse Tung untuk memimpin dengan tangan besi dan kekerasan.

Saya teringat sebuah kata mutiara, membaca membuat kita mengenal dunia, tapi menulis membuat dunia mengenal kita. Bahkan lebih dari itu, bisa menyelamatkan kita tidak hanya di dunia, juga di akhirat kelak.

Share this entry
  • Share on Facebook
  • Share on Twitter
  • Share on WhatsApp
  • Share on Telegram
  • Share by Mail
https://blog.welizon.com/wp-content/uploads/2021/04/jalan-ilmu.png 464 696 xcrucks https://blog.welizon.com/wp-content/uploads/2022/08/logo-weli.png xcrucks2021-04-27 10:46:482022-12-11 12:46:47Jalan Ilmu dan Kebajikan
You might also like
Membentuk Kepribadian Anak Sejak Dini
Tumbuhkan Rasa Ingin Tahu Anak terhadap Dunia
Menilai Kualitas Pertemanan Anak
Tak Lagi ke China, “Zaman Now” Tuntut Ilmu Sampai ke Negeri Belanda!
Didiklah Anak untuk Berpikir Kritis
4 Permainan Edukatif untuk Mengisi Liburan Sekolah
Pengabaian” Pengaruhi Perkembangan Otak Anak
Membaca Kunci Sukses Generasi Muda
0 replies

Leave a Reply

Want to join the discussion?
Feel free to contribute!

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Quote

Jangan pernah takut pada kesempurnaan karena Anda tidak akan pernah bisa mencapainya.

— Salvador Dalí

Newsletter

Quote

Jangan pernah menyesal setelah Anda mengungkapkan suatu perasaan. Karena jika demikian, Anda sama saja menyesali kebenaran.

— Benjamin Disraeli

Tentang

Kontak
Event
Status Layanan
Review Pelanggan
Penawaran
Promo Spesial

Ads

AdsAds

Newsletter

Bantuan

Blog
E-Books Free
Course
Project & Showcase
E-Reader

Komunitas

Forum
Knowledge Base

Learn

Economics
Education
Science
Engineering
Biology
Mathematics
Nonfiction
Health
Psychology
Social
© WELIZON.com. Never Give Up.
  • Behance
  • Instagram
  • Twitter
  • Rss
  • Privacy
  • Terms
  • DCMA
Scroll to top