Kebebasan Psikologis, Syarat Tumbuhnya Kreativitas

Masa dini anak pada usia prasekolah adalah tahun-tahun paling efektif dalam kehidupan manusia untuk pengembangan kreativitas. Potensi anak seusia itu berada pada masa yang amat penting untuk dirangsang perkembangannya. Untuk mendukung tumbuhnya kreativitas, perlu diciptakan suasana yang menjamin terpeliharanya kebebasan psi­kologis.

Menurut pemerhati masalah anak dan remaja, Seto Mulyadi, kebebasan psikologis itu dapat dipelihara dan diciptakan dengan membangun suasana bermain yang dapat melatih dan memberikan kesempatan pada anak untuk menampilkan gagasan-gagasan baru secara lancar dan orisinal.

Paling Efektif

Dalam pengukuhannya menjadi Doktor Bidang Ilmu Psikologi Universitas Indonesia (UI), Seto mengatakan, anak usia prasekolah memiliki kreativitas alamiah yang tampak dari perilaku mereka yang sering bertanya, senang menjajaki lingkungan, tertarik untuk mencoba segala sesuatu, dan memiliki daya khayal yang tinggi.

Potensi kreativitas itu menurut sebagian ahli mulai meningkat pada usia tiga tahun dan mencapai puncak­nya pada usia 4,5 tahun. Kemudian, potensi itu akan segera menurun pada saat anak meninggalkan masa prasekolah dan mulai memasuki sekolah dasar.

Oleh karena itu, upaya perangsangan kreativitas pada usia prasekolah sangat penting artinya. Setelah melewati masa kritis, perangsangan berbagai aspek per­kembangan dan kreativitas akan lebih sulit. Bahkan, sesudah anak memasuki pendidikan formal, potensi ber­pikir kreatif akan cenderung terhambat karena umumnya pendidikan formal kurang memberikan tempat bagi anak­anak kreatif.

Bermain

Kreativitas anak usia prasekolah, menurut Seto, tak bisa dilepaskan dari faktor bermain. Kehidupan bermain adalah kehidupan anak-anak, dan melalui bermain mereka meniru aktivitas yang dilakukan orang dewasa.

Bermain adalah awal dari timbulnya kreativitas. Bermain mem­berikan kesempatan kepada anak untuk mengekspresi­kan dorongan-dorongan kreatifnya, juga kesempatan untuk merasakan obyek-obyek dan tantangan untuk menemukan sesuatu dengan cara-cara baru.

Dengan demikian, suasana bermain memungkinkan individu berpikir dan bertindak imajinatif dan penuh daya khayal. Itu memungkinkan anak menguasai ke­terampilan-keterampilan motorik dan mengenali nilai­nilai sosial yang dianut oleh lingkungannya.

Oleh karena itu, kreativitas anak usia prasekolah dapat ditingkatkan dengan mengembangkan berbagai kegiatan dan suasana bermain.

Orangtua dan guru dapat berperan aktif men­ciptakan suasana bermain melalui sikap menghargai dan menghormati keberadaan anak sebagai individu, me­nerima anak sebagaimana adanya, memberikan ke­bebasan kepada anak, dan menjauhi sikap otoriter dalam memupuk bakat dan minas anak untuk berprestasi dan berkreasi secara aktual.

Dalam praktiknya, sering terjadi pemasungan krea­tivitas tanpa sengaja yang muncul dalam perilaku orangtua yang cenderung otoriter, yang tidak pernah mengadakan diskusi untuk pemecahan masalah keluarga, yang mengambil jalan pintas, dan menganggap diri selalu lebih tahu.

Banu Astono

0 replies

Leave a Reply

Want to join the discussion?
Feel free to contribute!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *