“Kekuatan Jibril itu Bukanlah dari Dapur”
Ramadhan, saat untuk pertama kalinya Al-Quran diturunkan, dan selama bulan ini orang yang saleh dapat lebih mendekatkan diri kepada Allah dengan bantuan puasa. Karena arti puasa adalah mendekati kehidupan malaikat, “Kekuatan Jibril itu bukanlah dari dapur”.
Rumi menyatakan bahwa di antara rukun yang lima itu puasa adalah yang paling penting, ketika manusia “meneguk anggur ruh.” Puasa juga bisa dipandang sebagai “mesin perang” yang menghancurkan benteng kegelapan dan kekufuran.
Puasa juga berkaitan dengan (Nabi) Isa, karena ibu Isa, Maryam, telah benazar untuk bepuasa tidak akan berbicara. “Sesungguhnya aku telah bernazar berpuasa untuk Tuhan Maha Pemurah, maka aku takkan berbicara dengan seorang manusiapun” (Qs Maryam [19]:26)
Itulah, mengapa putranya yang baru lahir itu memberikan kesaksian tentang keperawanan Maryam dan kesuciannya. Berkata Isa, “Sesungguhnya aku ini hamba Allah, Dia memberiku Al Kitab (Injil) dan Dia menjadikan aku seorang nabi” (QS Maryam [19]: 30).
Karena mulianya dan mengingat tempat Isa adalah langit keempat, maka menjalankan puasa berarti bisa membawa orang mukmin ke tingkat mulia itu. “Ibu ‘puasa’ pun mendatangi anaknya dengan penuh kasih sayang” selama bulan Ramadhan.
Orang (mukmin) diharuskan menjalani prosesi ritual penyucian, namun meminum minuman spiritualitas itu tidaklah membahayakan walaupun diteguk pada siang hari, “Karena anggur jiwa tidak membatalkan puasa, jangan khawatir,” kata Rumi.
Leave a Reply
Want to join the discussion?Feel free to contribute!