Orang yang Pertama
Orang yang berpikir strategik selalu berkonsentrasi untuk menjadi orang yang pertama sukses dan menjadi orang terakhir yang tidak berhasil. Jadilah orang pertama, ichiban (baca: ichibang), yang menolong, dan jadilah orang urutan terakhir yang tidak suka menolong. Jadilah orang pertama yang memulai dan jadilah orang urutan terakhir yang sering terlambat. Tidak menjadi orang pertama yang terlambat dan jangan menjadi orang yang terakhir yang tepat memulai adalah karakter super.
Pepatah sejuk tersebut mengandung etos yang sangat super. Kita disuruh menjadi orang yang sukses di suatu jalan, tetapi sebelum orang lain mengalami kesuksesan di jalan tersebut. Kita boleti gagal di sebuah sudut, tetapi setelah banyak orang lain mengalami hal yang sama.
Menjadi orang sukses yang pertama mengandung nilai sejarah yang sangat tinggi, begitu juga jika kita mengalami kegagalan yang pertama akan menjadi cerita paling buruk dalam sejarah. Demikian Pula menjadi orang yang kali pertama membantu atau mendukung akan menjadi cerita harem yang selalu diingat sepanjang masa. Sebaliknya, menjadi orang pertama yang tidak mendukung juga akan diingat-ingat sepanjang sejarah untuk tidak diberi bonus.
Menjadi orang pertama yang berbuat positif yang menghasilkan dan menjadi orang terakhir yang berbuat tidak menghasilkan adalah perilaku prima para bibit-bibit penakluk kesuksesan. Sulitkah melatih refleks untuk meraih kesuksesan? Meniru 100% langkah setelah orang lain sukses adalah strategi kalah yang sering dipilih oleh banyak orang.
Menolong, setelah orang lain menolong adalah strategi satu langkah terlambat dalam meraih kesuksesan. Sering terlambat untuk mengucapkan selamat kepada kolega Anda yang sukses adalah juga kekalahan. Apakah yang berat jika Anda ingin menjadi orang pertama yang mengucapkan satu kata congratulation, selamat, omedetou gozarnzasu. Kesuksesan kolega, saudara, atau tetangga Anda adalah kesuksesan Anda.
Menjadi orang pertama yang melakukan kebaikan adalah seperti masuk hutan belantara. Masih banyak duri, tidak tahu ke mana harus melangkah, dan akan berakhir sampai di mana. Tidak mudah untuk menjadi yang pertama untuk berbuat baik. Kerelaan untuk memulai melakukan perbuatan baik sangat membutuhkan energi yang sangat besar.
Ketulusan Nabi yang pertama menyapa orang yang meludahinya dan bertanya lebih dulu orang yang selalu memusuhinya adalah karakter kemenangan. Mengapa Nabi merasa ringan untuk melakukan? Karena Nabi telah terbiasa melakukannya. Orang yang tidak biasa berenang akan sulit menyeberang sungai walaupun lebarnya hanya 5 meter, namun yang sudah terbiasa akan terasa ringan walaupun untuk menyeberangi danau. Siapkah Anda untuk menjadi yang pertama?
Leave a Reply
Want to join the discussion?Feel free to contribute!