Sejak Dini, Cara Belajar Kreatif harus Diperkenalkan kepada Anak
Metode belajar kreatif yang mendorong anak berani bertanya dan mengemukakan pendapat perlu diperkenalkan kepada anak sejak dini. Bila metode belajar kreatif itu diterapkan hanya pada tingkat perguruan tinggi akan sangat terlambat karena tidak mudah mengubah cara belajar yang hanya mengandalkan pada guru sebagai cumber belajar.
Pemerintah Singapura tahun 1996 memutuskan akan menginvestasikan dana sebesar satu miliar dollar AS untuk menumbuhkan cara berpikir kreatif di sekolah menengah dalam jangka waktu lima tahun.
Program ini ditujukan untuk mendorong pemikiran inovatif dan pemikiran yang berorientasi pada pemecahan masalah di sekolah-sekolah. Sebagai bagian dari kegiatan ini dilakukan program berpikir (thinking program) yang diujicobakan pada puluhan pelajar sekolah menengah untuk mendorong pemikiran bebas dan aplikasi kreatif pelajaran di kelas dalam kehidupan sehari‑hari.
Caranya, murid-murid duduk secara berkelompok dan guru berkeliling di antara kelompok-kelompok itu. Dilihat dari unsur-unsurnya, metode ini serupa dengan yang dipakai dalam Cara Belajar Siswa Aktif (CBSA). Tujuan utama CBSA adalah mendorong anak berani bertanya dan berpikir mandiri.
Oleh karena, itu format duduknya tidak menggunakan bangku-bangku besar yang bisa diisi tiga sampai empat orang tetapi dengan bangku-bangku yang mudah digeser. Sayangnya CBSA kini ditinggalkan setelah ditemukan banyak penyimpangan di lapangan karena metode ini tergesa-gesa dimasyarakatkan.
Sudah saatnya guru-guru SD didorong kembali untuk menerapkan CBSA dalam kegiatan belajar dan mengajar di kelas setelah konsepnya dan penerapannya dipahami secara utuh.
Leave a Reply
Want to join the discussion?Feel free to contribute!