WELIZON.com
  • Home
  • Learn
    • Economics
    • Education
      • Curriculum
      • Assesment
    • Health
      • Medicine
    • Mathematics
      • Algebra
      • Calculus
      • Probabilitas
      • Statistics
    • Nonfiction
    • Science
      • Biology
      • Microbiology
      • Genetics
      • Physics
    • Social Science
      • Politics
      • Sosiology
    • Psychology
      • Personality
  • Blog
  • Login
  • Menu Menu

Tag Archive for: personal development

Kelola Waktu Anda dengan Bijak

November 17, 2022

Bila Anda memiliki kehidupan yang sibuk dan Anda tidak mengatur waktu Anda, maka cepat atau lambat kesibukan Anda akan menguasai Anda.

Saya kenal dengan seseorang yang membuat masalah tidur yang serius karena dia idak mengelola waktunya dengan efektif. Dia memiliki tiga orang anak dan bekerja penuh aktu dan hanya “teracak-acak”.

Dia memulai bangun tidur dengan serangan panik dan tak bisa kembali tidur. Dia menemukan bahwa panik menjadi perasaan “di luar kendali” kehidupannya.

Dan dia meluangkan bermalam-malam untuk mengkhawatirkan hal-hal yang “seharusnya” atau “harus diingat” untuk dilakukannya. Ini adalah gejala umum yang dengan mudah berkembang ketika tanggung jawab kita tumbuh.

Sikap mental kamu adalah hal penting yang bisa kamu kendalikan dan kamu harus menggunakan disiplin-diri sampai kamu mampu menciptakan sikap mental positif — karena sikap mentalmu sanggup menarik segala hal yang bisa mewujudkan cita­citamu.
— Napoleon Hill

Syukurlah terdapat solusinya – manajemen waktu. Hasrat Anda untuk menggunakan waktu Anda dengan sebaik-baiknya tergantung bagaimana Anda menilainya. Jika waktu Anda sendiri berharga bagi Anda, maka mulailah mengelolanya.

Latihan

Manajemen Waktu

  1. Tulislah segala hal, buatlah daftar hal-hal yang harus dilakukan, gunakan papan pin, gunakan buku harian.
  2. Lihatlah daftar, papan pin, dan buku harian!
  3. Prioritaskan pekerjaan-pekerjaan Anda. Apakah Anda perlu melakukan semua yang ada pada daftar Anda? Jika tidak, hapuslah poin itu.
  4. Berhentilah menunda-nunda — lakukanlah pekerjaan paling buruk dalam sehari terlebih dulu. Jika Anda terus menunda-nunda segala hal, Anda akan kehilangan rasa penghormatan diri.
  5. Katakan “tidak” pada hal-hal yang tak bisa atau tak ingin Anda lakukan dan katakanlah sekaligus. Jangan meluangkan waktu untuk mengkhawatirkan bagaimana Anda akan (lambat-laun) menggagalkannya.
  6. Luangkan waktu untuk diri Anda sendiri dalam ruangan dalam sehari yang Anda ciptakan dengan manajemen waktu. Jangan hanya melakukan satu pekerjaan lagi untuk mengisi kekosongan itu!

Ketika Anda mengelola waktu Anda dengan efektifAnda telah memberikan nilai pada usaha dan waktu Anda. Anda akan merasa memiliki rasa percaya diri yang tinggi dan orang lain akan memperlakukan Anda dengan lebih hormat.

Hasrat Anda untuk menggunakan waktu Anda dengan sebaik-baiknya tergantung pada Anda menilainya.

Dr. Margareth Asley
Be Yourself: Simple Guides to Boost Yourself Confidence

https://blog.welizon.com/wp-content/uploads/2022/11/Waktu.jpg 464 696 xcrucks https://blog.welizon.com/wp-content/uploads/2022/08/logo-weli.png xcrucks2022-11-17 13:37:442022-11-22 06:29:07Kelola Waktu Anda dengan Bijak

Kesuksesan Tidaklah Seperti yang Kita Anggap

November 16, 2022

Kita ingin sukses. Meskipun kita bergerak di jalur kehidupan yang berbeda, kita sama-sama berada dalam pencarian akan kesuksesan. Setiap orang ingin sukses dalam lingkungan aktivitasnya.

Seorang gadis bertemu saya baru-baru ini dan berkata, “Sewaktu Anda tidak pergi ke Pune, saya menikah. Saya ingin Anda mengingat saya pada hari itu dan berdoa untuk saya, sehingga saya barangkali berhasil dalam tahapan baru kehidupan saya.”

Pada hari lain, saya menerima sebuah telepon jarak jauh dari seorang murid di Amerika. Ia kira-­kira akan mengikuti ujian akhir. “Berdoalah untuk saya sehingga saya berhasil dalam ujian dan mendapat prestasi tinggi!” katanya kepada saya.

Setiap orang ingin sukses dalam kehidupan. Tetapi ada sedikit saja orang yang mengetahui unsur-unsur kesuksesan, yaitu faktor-faktor yang dipakai untuk membangun kesuksesan. Sekarang ini, kesuksesan dikaburkan dengan menghasilkan uang, dengan miliaran uang yang mengagumkan.

John D. Rockefeller merupakan seorang multijutawan seperti itu, kesuksesan tidak memberinya kebahagiaan. Penulis biografinya memberitahu kita bahwa saat Rockefeller berusia 53 tahun, hidupnya bisa dibilang sebagai rongsokan. Ia salah satu orang terkaya di dunia, dan ia masih juga belum bahagia pula! Ia sakit–secara fisik, mental, dan emosional. Semua uangnya tidak dapat membuat ia bahagia.

Rockefeller membalik sebuah lembaran baru. Ia berhenti menimbun kekayaan dan mulai membagikan kekayaannya secara cuma-cuma. Maka lahirlah Rockefeller Foundation, yang mensponsori dan mendukung pendidikan serta pelayanan kesehatan di seluruh dunia.

John Rockefeller menulis dan mendefinisikan ulang makna kesuksesan bagi dirinya sendiri. Beberapa orang menyamakan kesuksesan dengan kekuasaan dan posisi. Seorang ibu yang ramah berkata kepada saya bahwa putranya telah mencapai kesuksesan hidup di usia muda, 23 tahun.

Ia telah ditunjuk sebagai Managing Director pada sebuah industri besar. Tetapi beberapa hari berselang, saya mendengar bahwa pria muda itu bersikap kasar kepada rekan-rekan sejawatnya dan tidak disukai karyawannya; ia mempunyai perangai culas; dan ia jatuh sebagai korban dan dua keburukan, yaitu suka judi dan mabuk. Akankah Anda menggambarkan pria muda ini sebagai seorang yang berhasil?

Sebagian besar dari kita cenderung menyamakan kesuksesan dengan pendapatan material yang tampak di mata. Ada seorang wanita muda yang mengenakan pakaian mahal dan perhiasan berlian; tas tangannya penuh dengan uang kertas, ia mengendarai Mercedes. Setiap orang setuju bahwa ia seorang wanita yang telah mencapai kesuksesan dalam hidup.

Tetapi ketika wanita muda ini bertemu saya, ia berkata kepada saya sambil berurai air mata, “Saya salah satu wanita yang paling tidak bahagia di dunia. Suami saya terus berselingkuh dengan perempuan lain, dan tidak memerhatikan saya.” Akankah Anda menyebut wanita muda ini sukses?

Jay Gould, miliarder Amerika, menimbun kekayaan yang besar. Tetapi ketika ia terbaring sekarat, ia meratap, “Saya kira saya adalah orang yang paling menyedihkan di muka Bumi ini!” Tidak ada kebahagiaan dalam kekayaan, tetapi ada kekayaan yang dapat dipertimbangkan dalam pengalaman kebahagiaan.

Apa sebetulnya definisi dan kesuksesan? Apakah kesuksesan yang sesungguhnya itu? Saya percaya bahwa kesuksesan sejati entah bagaimana berkaitan dengan kebahagiaan di dalam batin dan kedamaian pikiran. Memang tepat dikatakan bahwa jika Anda kehilangan kekayaan, Anda kehilangan tetapi sedikit. Jika Anda kehilangan kesehatan, Anda kehilangan sesuatu. Tetapi, jika Anda kehilangan kedamaian pikiran, Anda kehilangan segalanya!

Hal-hal di luar diri, prestasi eksternal, bukan ukuran kesuksesan. Kekuasaan, martabat, posisi, pengaruh sosial, gelar tinggi yang diberikan oleh uni­versitas—semua ini merupakan hal-hal di luar din. Mereka hanya menyentuh batas lingkaran kehidupan, mereka tidak memasuki kedalamannya.

Seseorang barangkali memiliki ini semua, dan ia barangkali masih mandul secara intelektual; ia barangkali secara emosional tidak seimbang, secara spiritual steril. Akankah Anda menyebut orang ini berhasil?

Kemudian, mengenai apa makna kesuksesan? Saya akan mendefinisikan kesuksesan sebagai kemampuan untuk menjadi bahagia dan membuat orang lain bahagia; kemampuan untuk mengasihi dan dikasihi; kemampuan untuk tetap berada dalam keselarasan yang penuh kedamaian dengan diri sendiri, dengan orang-orang di sekitar Anda dan dengan hukum-hukum kosmos Tuhan.

Izinkan saya menyampaikan cerita tentang seorang pria seperti itu, yang mencapai kesuksesan dalam hidup.

Anda mungkin pernah mendengar tentang ban Dunlop! Ban-ban tersebut dibuat oleh George C. Dunlop. Sebagai seorang muda, Dunlop jauh dari kaya. Tetapi ia betul-betul memerhatikan seorang wanita tua penderita cacat. Mobilitasnya tergantung pada kursi roda, dan George sering membantu mendorongkan kursi itu untuknya. Ia mendapati wanita tua itu menderita guncangan keras dan ketidaknyamanan, ketika lingkaran baja dari kursi roda itu bergerak pada medan kasar. Ia ingin berbuat sesuatu, yang akan dapat mengurangi ketidaknyamanan wanita tua itu.

Dewasa itu, suatu bahan baru banyak dibicarakan. Orang sedang terkagum-kagum atas kelenturan dan kelembutannya. Bahan itu adalah karet! Dunlop mengambil potongan karet dan menggulungkannya pada roda kursi roda itu, dan mendapati bahwa ini sangat menghaluskan gerakannya, memberi kenyamanan besar bagi temannya yang cacat. Dengan demikian, dimulailah kisah tentang ban Dunlop­pertama kali dirancang untuk memberikan kenyamanan bagi seorang cacat. Ini membuat George Dunlop seorang yang jauh lebih kaya!

Andaikata saya menanyakan kepada Anda: apa yang sedang Anda cari? Anda yang datang dari perjalanan hidup yang berbeda dan Anda yang bergelut di bidang aktivitas yang berbeda; beberapa dan Anda barangkali dokter, pengacara, ahli mesin, eksekutif kantor, pengusaha, atau pedagang Apa yang sebenarnya Anda can? Saya tabu Anda sekalian akan memberitahu saya—kami mencari kesuksesan di bidang kami masing-masing. Kita sama-sama ingin sukses.

Bagaimana cara kita mendapatkan kesuksesan yang kita can-can itu? Apa saja rahasia kesuksesan?

J.P. Vaswani
A Litle Book of Success

https://blog.welizon.com/wp-content/uploads/2022/10/imajinasi.jpg 464 696 xcrucks https://blog.welizon.com/wp-content/uploads/2022/08/logo-weli.png xcrucks2022-11-16 06:06:022022-11-16 06:06:02Kesuksesan Tidaklah Seperti yang Kita Anggap

Sense of Urgency

November 10, 2022

Seorang pelari sedang melakukan latihan di lintasan lari dan ia sudah merasa berlari dengan sangat cepat, tetapi sang pelatih mengatakan bahwa sebenarnya ia bisa lebih cepat dari itu. Lalu pada sesi kedua latihan, dilepaslah seekor anjing galak dari jarak tertentu. Pelari tersebut terkejut luar biasa dan berlari sekuat tenaga, dan hasilnya memang lebih cepat dari percobaan pertama.

Itu karena si pelari tersebut hanya punya dua pilihan: Saya berlari secepatnya dan selamat atau berlari dengan teknik yang biasa, tetapi ada kemungkinan saya digigit.

Kira-kira itulah gambaran yang terjadi pada hidup manusia. Apabila tidak ada desakan, kita cenderung lebih santai dan menjalani hidup ini seadanya. Sebaliknya, ketika ada desakan yang dahsyat, secara refleks energi dalam diri setiap orang akan keluar.

Lalu perlukah kita didesak? Bagaimana jika tidak pernah ada yang mendesak kita? Apakah harus kita sendiri yang menciptakannya?

Jika desakan dalam hidup mampu membuat kita lebih maksimal dari biasanya, tentu tidak ada salahnya dan justru lebih baik. Namun, manusia cenderung menunggu. Apabila tidak ada yang mendesak, ia akan kembali ke kondisi normal, yaitu lebih santai. Yang dikatakan luar biasa adalah jika desakan itu diciptakan sendiri dalam din setiap orang. Sulit memang, karena kita akan memvisualisasikan sesuatu yang tidak diharapkan terjadi.

Anda membayangkan desakan terjadi dalam hidup Anda serta akibatnya jika Anda tidak berhasil mengatasi desakan tersebut. Namun, bila hal yang sulit ini bisa diatasi maka akan menghasilkan upaya yang lebih maksimal dari kondisi semula. Contohnya, seorang wiraniaga yang harus mengejar target penjualan per bulannya.

Sang bos mengeluarkan ultimatum jika tidak mencapai target bulan itu, si wiraniaga akan dipecat. Akibatnya, wiraniaga tersebut tidak memiliki penghasilan dan tidak mampu lagi mencukupi kebutuhan keluarga.

Bagaimana sebaliknya jika tidak ada ultimatum? Si wira­niaga pasti berpikir untuk sedikit lebih santai karena masih ada kesempatan di bulan berikutnya. Ultimatum itu merupa­kan sebuah desakan baginya.

Jika desakan itu divisualisasikan sejak awal tentunya tidak ada kesempatan bagi si wiraniaga untuk bersantai, karena ia sudah melihat kesulitan ekonomi- yang akan dihadapi kelu­arganya bila ia tidak lebih giat mengejar target penjualannya.

Sometimes we should consider the worst. Ya, terkadang kita juga perlu melihat hal terburuk yang akan terjadi nantinya. Hal ini bukan berarti kita menjadi seorang yang pesimis dan khawatir akan masa depan, melainkan seharusnya dijadikan sebuah dorongan atau desakan tidak langsung bahwa jika saat ini kita tidak berusaha maksimal, kita akan mengalami kesulitan nantinya.

Ada sebuah konsekuensi yang harus kita hadapi di masa depan atas apa yang sudah kita lakukan saat ini. Desakan bukanlah sesuatu yang negatif, melainkan sebagai sebuah sarana untuk lebih memotivasi kita agar berusaha lebih keras.

Coba bayangkan apakah usaha yang Anda lakukan saat ini bisa menciptakan visualisasi yang indah pada akhirnya? Bayangkan apa yang akan terjadi pada keluarga, orangtua, orang terdekat, karier pribadi Anda di masa yang akan datang jika Anda masih enggan, malas, acuh dengan kondisi sekarang? Jika Anda ingin mengubah visualisasi yang ada menjadi lebih baik, sekarang Anda juga perlu mengubah cara kerja Anda.

Muk Kuang
Think and Act Like a Winner

https://blog.welizon.com/wp-content/uploads/2022/08/logo-weli.png 0 0 xcrucks https://blog.welizon.com/wp-content/uploads/2022/08/logo-weli.png xcrucks2022-11-10 01:05:202022-11-10 01:05:20Sense of Urgency

Membuat Rasa Takut Menjadi Berguna

November 7, 2022

Setelah 30 tahun menggeluti bidang iklan, Edward A, McCabe, yang sukses dengan berbagai iklannya, antara lain Volvo, Reebok, Nikon, dan Frank Perdue, meninggalkan perusahaan yang turut ia dirikan untuk memulai balap mobil dan menjadi penulis lepas.

Prospek ini membuamya takut. Ia menyukai hal itu. Sedih karena takut tidak pernah dirasakan McCabe sejak ia mendaki tangga kariernya dan takut gagal merupakan dukungan yang sangat ia harapkan. Ketika mendirikan perwakilan perusahaan, sebagai pria muda, McCabe berhasil mengatasi rasa khawatir.

Rasa takut merupakan bahan bakar yang menggerakkan mesinnya. “Adrenalin pribadi yang memberikan rasa aman,” tulis McCabe dalam esainya di New York Times.

“Keberhasilan merampok hal itu dan saya. Suatu hari saya menyadari bahwa saya tidak takut lagi. Orang bekerja seumur hidup untuk mendapatkan kesenangan itu. Tidak begitu untuk saya. Bagi saya, kehilangan rasa takut seperti mendengar berita tak terduga tentang meninggalnya seorang teman lama.”

Rasa kehilangan ini menggiring McCabe mengikuti reli Paris Dakar sejauh 8.000 mil dan menulis sebuah buku tentang pengalaman itu. Kemudian, pada usianya yang ke-50, ia mendirikan agensi iklan yang lain.

Takut gagal tidak perlu menjadi sesuatu yang buruk. Bagaimanapun, kegairahan merupakan sisi lain rasa takut. Setiap anak berumur sepuluh tahun yang meluncur menuruni lembah dengan skateboard-nya tahu bahwa kegembiraan merupakan transformasi pertama rasa takut.

Pada satu kajian tentang para penerjun payung ditemukan bahwa semakin takut mereka ketika melompat dari pesawat, semakin bahagia perasaan mereka ketika kaki mereka menyentuh tanah. Ketakutan pada awalnya merupakan sensasi negatif, tetapi akhirnya menjadi positif dalam bentuk kegairahan, keriangan hati, kegembiraan, eforia, bahkan kenikmatan. Antusiasme merupakan sepupu terdekat.

Begitu juga intensitas dan konsentrasi. Semua adalah efek samping rasa takut. “Kita biasa mendengar pembicara motivasional dan psikolog mengingatkan kita akan rasa takut gagal, kita mungkin enggan mengakui apa sumber rasa takut itu,” kata mantan pelatih futbol, Auburn Terry Bowden.

Menurut Bowden, “Sebagian orang paling sukses dalam bisnis dan olahraga menggunakan rasa takut dengan sangat baik untuk mendorong mereka bekerja lebih keras, menyiapkan lebih baik, dan mengambil setiap kesempatan begitu mereka berada dalam panasnya pertarungan.”

Manajer tinju, almarhum Cus D’Amato biasa mengatakan kepada para petarungnya bahwa rasa takut merupakan teman baik mereka. Petinju yang kurang memiliki rasa takut membiarkan pikiran mereka mengembara. Kemampuan menarik seluruh perhatian pada tugas yang diembannya—aset paling berharga setiap atlet—ditingkatkan oleh rasa takut.

Atlet terbaik yang memanipulasi rasa takut mereka, menggunakannya sebagai sumber antisipasi, kewaspadaan, dan pusat perhatian. Begitu juga yang dilakukan para pemberani dari segala bidang. Baik itu bahaya fisik yang dihadapi seorang petinju, risiko ekonomi yang diambil para pendiri bisnis, atau rasa takut sosial yang dihadapi pembicara publik, tingginya konsentrasi merupakan akibat dari rasa takut yang paling berharga.

Kadang-kadang, pembicara mendapat sambutan meriah dan merasa seperti atlet pada bidangnya. Audiensi menerima mereka sepenuhnya. Mereka mendapatkan lampu hijau. Perubahan dari rasa takut yang mengerikan ke dalam penerimaan total ini terjadi begitu mendadak dan begitu sempurna sehingga tidak memerlukan penjelasan.

Pendengar jarang menyadari betapa takutnya seorang pembicara sebelum melangkah ke mimbar. Pembicara yang berpengalaman khawatir jika mereka tidak cukup cemas sebelum berpidato. Maka, energi mereka tidak dikerahkan sepenuhnya; mereka kekurangan intensitas sehingga timbul kecemasan.

Demam panggung memaksa mereka untuk mengatasi kegelisahan dengan humor dan kelakar. Kebanyakan clan mereka dapat melakukan dengan mudah di hadapan audiensi tanpa persiapan, terutama sebagai risiko yang hams mereka ambil. Pembicara yang baik sering menemukan dirinya lebih lucu daripada yang thereka pikirkan.

Mereka mengatakan sesuatu yang bahkan tidak mereka sadari bahwa mereka mengetahuinya. Meningkatnya rasa gelisah menjadikan mereka lebih cerdik dan lebih terbuka pikirannya daripada ketika menghadapi saat yang mudah. Penampilan yang terlalu dibuat-buat mungkin menjadi tidak seefektif gagasan yang keluar secara spontan dari mulut pembicara yang cemas.

Hal ini dapat membangkitkan semangat pembicara dan pendengar mereka, sehingga dapat menghubungkan mereka dengan lebih baik. Hal ini tidak akan terjadi jika mereka tidak gugup sebelum mulai berpidato dan tidak belajar cara memanfaatkan kegelisahan mereka.

Rasa takut memberi kekuatan pada para pemain dan semua bidang dan pada setiap level untuk menghadapi audiensi. Mereka mengubah rasa takut itu menjadi energi dan pusat perhatian. Luciano Pavarotti mengatakan bahwa konsentrasi, lebih dan suara, membuat penyanyi menjadi besar.

Konsentrasi merupakan respons terhadap rasa takut, “Inilah alasan mengapa saya suka `gugup’ dalam suatu pertunjukan,” kata Pavarotti. Ia menyimpulkan bahwa rahasia keberhasilan adalah selalu merasa takut.

Rasa takut yang tidak melumpuhkan, bahkan rasa takut dipermalukan, dapat menjadi sebuah motivator. Kita terlalu cepat beranggapan bahwa rasa takut menggiring pada kegagalan.

Para pengukir prestasi tinggi tidak menganggapnya seperti itu. Mereka melihat rasa takut sebagai kejahatan yang diperlukan dan sekutu yang berharga. Met dan pelatih terkenal sangat berhati-hati dengan perasaan takut.

Sebenarnya, mereka sangat berhati-hati dalam banyak hal seperti menang dan kalah, kemenangan dan kekalahan, kesuksesan dan kegagalan, tidak seperti yang kita pikirkan.

Seperti samurai, mereka mengetahui bahwa prospek terbaik untuk berhasil akan datang jika mereka tidak terlalu ngoyo dalam meraih kesuksesan itu.

Richard Farson dan Ralph Keyes
Dare to Make Mistake: Kreatif Berinovasi dan Berani Mengambil Resiko Bisnis

https://blog.welizon.com/wp-content/uploads/2022/11/Fear.jpg 464 696 xcrucks https://blog.welizon.com/wp-content/uploads/2022/08/logo-weli.png xcrucks2022-11-07 00:41:582022-11-07 00:42:58Membuat Rasa Takut Menjadi Berguna

Membuat Gol Besar

November 6, 2022

Jangan membuat tujuan kecil. Tujuan-tujuan kecil tidak memiliki keajaiban untuk mengobarkan hati manusia. Buatlah tujuan-tujuan besar. Tetapkan harapan yang tinggi dan gapailah itu.

Stephen Jobs mengisahkan tentang seorang jutawan yang sedang menikmati musim panas. Hari itu, sang jutawan menghabiskan waktu berjalan-jalan di sebuah pusat perbelanjaan. Tiba-tiba, ia dicegat oleh seorang yang berpakaian kumuh. Lelaki itu ternyata hanya meminta sesuatu kepada sang jutawan. “Tuan, beri saya uang 25 sen?” pintanya.

“Dua puluh lima sen? Kamu hanya minta 25 sen?” tanya sang jutawan berualang-ulang.

“Ya, 25 sen saja. Tidak banyak bukan?” sahut ge­landangan itu.

Sang jutawan langsung mengambil 25 sen dan memberikanya. “Kehidupan hanya akan memberikan sebesar apa yang kamu minta,” seru jutawan itu lalu pergi.

Sebuah kata bijak mengatakan “Jangan meminta yang kecil, mintalah sesuatu yang besar supaya engkau menerimanya.” Hal itu juga berarti, buatlah rencana yang besar atas hidup Anda. Saya sendiri belajar untuk mempunyai keinginan yang besar. Bahkan terlalu besar, hingga saya tidak dapat mewujudkannya sendiri tanpa meminta bantuan kepada Tuhan.

Cita-cita dan impian berbanding lurus dengan tan­tangan yang besar. Seperti tayangan pada acara Fear Factor, semakin berbahya tantangan yang diberikan, semakin besar pula hadiah yang dapat dimenangkan. Hari ini, mari belajar untuk menetapkan goal yang besar dalam hidup kita. Ingatlah bahwa kehidupan ini selalu memberikan sebesar apa yang kita minta.

https://blog.welizon.com/wp-content/uploads/2022/08/logo-weli.png 0 0 xcrucks https://blog.welizon.com/wp-content/uploads/2022/08/logo-weli.png xcrucks2022-11-06 08:21:292022-11-06 08:21:29Membuat Gol Besar

Education is Not Everythhing

November 4, 2022

Kita pernah duduk di bangku pendidikan, mulai dari TK sampai perguruan tinggi. Namun, ada beberapa rekan kita yang tidak mampu melanjutkan pendi­dikan ke jenjang yang lebih tinggi.

Kemudian muncul berbagai persepsi dari masyarakat bahwa mereka yang tidak mampu mencapai pendidikan yang lebih tinggi akan selamanya menjadi orang yang gagal. Maka tidak heran, banyak orangtua sebisa mungkin akan memberikan pendidikan terbaik bagi anak­anaknya.

Saya pikir sesuatu yang sangat wajar dan baik jika orangtua begitu perhatian akan pendidikan anak-anaknya. Namun, satu hal yang harus diingat, pendidikan tidak dapat dijadikan satu­-satunya parameter untuk mengukur kesuksesan seseorang.

Pendidikan bukanlah segalanya. Anda tidak dapat menjamin bahwa seseorang yang berpendidikan tinggi pasti sukses dan mereka yang berpendidikan rendah tidak bisa sukses.

Sudah banyak contoh di masyarakat yang membuktikan bahwa pendidikan tidak bisa dijadikan tolak ukur kesuksesan. Andrie Wongso, yang dijuluki sebagai Motivator no. 1 di Indonesia, bisa sukses meskipun tidak pernah duduk di bangku kuliah.

Bill Gates juga pernah drop out dari bangku kuliah. Hal ini membuktikan bahwa Anda tidak dapat hanya mengan­dalkan sertifikat maupun ijazah yang Anda dapat di bangku pendidikan.

Saya bukan ingin membuktikan bahwa pendidikan tidak penting, melainkan lebih pada bahwa mereka yang tidak menyelesaikan pendidikannya saja bisa sukses, lalu bagaimana dengan kita yang sudah sekolah tinggi-tinggi, tetapi belum mencapai apa-apa? Melihat kemajuan yang terus berkembang akhir-akhir ini, pendidikan masih dirasa cukup penting, tetapi Anda perlu memiliki value lain selain pendidikan.

Harus disadari betul bahwa hampir 80% pendidikan hanya mengajarkan hard-skill kepada Anda. Anda belajar sesuatu yang bersifat teori dan mengacu pada buku-buku yang ada. Namun, di luar itu semua Anda juga memerlukan sesuatu yang sifatnya soft-skill.

Pelajaran seperti bagaimana berpikir secara kritis, berhubungan dengan orang lain melalui komunikasi yang baik, me-manage orang lain, bernegosiasi, menyelesaikan konflik, sikap mental yang positif, adalah sebagian contoh yang sangat jarang Anda dapatkan di pendidikan formal. Anda perlu menggali hal tersebut melalui kegiatan-kegiatan di luar pendidikan.

Jika Anda hanya pergi kuliah lalu pulang, mengerjakan tugas, dan begitu seterusnya sampai Anda lulus, Anda hanya mengejar hard-skill dan tidak pernah mendapatkan soft-skill.

Banyak orang yang pandai secara hard-skill terbukti memiliki indeks prestasi yang tinggi, tetapi jika tidak didukung dengan soft-skill, hal itu sia-sia belaka. Pendidikan hanyalah alat untuk memberi Anda pengetahuan dasar di bidang-bidang tertentu. Selebihnya, Anda perlu menggalinya lebih lanjut.

Belajar dari komunitas Anda, belajar dari pengalaman, belajar dari buku dan perjuangan hidup orang sukses, belajar memaksimalkan potensi diri dan membentuk sikap mental yang positif—semua ini merupakan hal-hal lain di luar pendidikan formal yang perlu Anda pelajari.

Apa yang Anda dapatkan dari pendidikan formal adalah sesuatu yang dapat Anda lihat wujudnya seperti nilai, rapor, lembar indeks prestasi, sertifikat. Sedangkan nilai-nilai yang Anda dapatkan dari soft skill sifatnya abstrak, tetapi berpengaruh besar dalam perjalanan menuju kesuksesan.

Sekarang ini banyak perusahaan yang tidak hanya mencari orang yang pintar secara akademik, tapi juga pintar secara kepribadian. Jadi apakah Anda akan tetap mengandalkan ijazah saja? Atau terus mengembangkan soft-skill Anda?

Muk Kuang
Think and Act Like a Winner

https://blog.welizon.com/wp-content/uploads/2022/08/logo-weli.png 0 0 xcrucks https://blog.welizon.com/wp-content/uploads/2022/08/logo-weli.png xcrucks2022-11-04 13:15:562022-12-10 07:14:49Education is Not Everythhing

Ambisi

November 3, 2022

Ambition is positive character. Ambisi adalah keingin­an untuk mencapai prestasi tertinggi. Orang-orang yang mempunyai ambisi (ambitious persons) mencari yang terbaik pada pekerjaan yang mereka pilih untuk menghasilkan capaian. Ambitious persons seek to be the best.

Tidak dapat dibayangkan jika ada seorang striker dalam bola sepak yang tidak mempunyai ambisi untuk mencetak goal. Dia selalu mengatakan, “Saya diangkat menjadi striker bukan kemauan saya. Saya tidak mengusulkan, tetapi diusulkan.”

Bertahun-ta­hun dia menjadi seorang striker yang tidak mempu­nyai ambisi untuk mencetak gol. Dia tidak mempu­nyai kemauan untuk ditagih hasilnya. Gol adalah prestasi terbaiknya, harapan mencetak gol adalah karakter striker sebenarnya. Dia bukan striker yang dapat ditugaskan untuk mencetak gol, dia menjadi striker hanya sebagai pengisi waktu luang saja.

Seorang penguji wawancara bertanya kepada seorang calon direktur, “Mengapa Anda sangat ber­ambisi menjadi direktur institusi ini?” Dia menjawab dengan cerdas, “Bagaimana nanti kalau saya harus memimpin, Pak, ambisi saja saya sudah tidak mem­punyai. Ambisi adalah keinginan besar untuk me­lakukan sesuatu yang terbaik untuk membesarkan institusi ini.

Kalau saya tidak mempunyai ambisi, untuk apa saya datang ke tempat ini untuk meng­ikuti propertest, membuang energi saja. Datang ke sini adalah satu langkah yang harus saya tempuh untuk mengejar cita-cita besar saya, yaitu berprestasi memimpin institusi ini.

Jika saya tidak mempunyai ambisi, Bapak akan mengalami kesulitan untuk me­nagih prestasi yang harus saya lakukan pada institusi ini. Orang yang tidak berambisi tidak ber­hak untuk ditagih keberhasilan prestasinya, dia bebas dari tuduhan gagal,” katanya.

IMAM ROBANDI
The Ethos of Sakura: Bacaan Bacaan Strategik Pribadi Sukses

https://blog.welizon.com/wp-content/uploads/2022/08/logo-weli.png 0 0 xcrucks https://blog.welizon.com/wp-content/uploads/2022/08/logo-weli.png xcrucks2022-11-03 00:27:442022-11-03 05:06:36Ambisi

Quote

Jangan pernah takut pada kesempurnaan karena Anda tidak akan pernah bisa mencapainya.

— Salvador Dalí

Newsletter

Quote

Jangan pernah menyesal setelah Anda mengungkapkan suatu perasaan. Karena jika demikian, Anda sama saja menyesali kebenaran.

— Benjamin Disraeli

Tentang

Kontak
Event
Status Layanan
Review Pelanggan
Penawaran
Promo Spesial

Ads

AdsAds

Newsletter

Bantuan

Blog
E-Books Free
Course
Project & Showcase
E-Reader

Komunitas

Forum
Knowledge Base

Learn

Economics
Education
Science
Engineering
Biology
Mathematics
Nonfiction
Health
Psychology
Social
© WELIZON.com. Never Give Up.
  • Behance
  • Instagram
  • Twitter
  • Rss
  • Privacy
  • Terms
  • DCMA
Scroll to top